Banyak orang yang mengalami kegagalan dalam hubungan cinta, tapi tidak banyak yang mengerti mengapa suatu hubungan percontaan, yang indah di awal, bisa berakhir.
Share
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Please briefly explain why you feel this user should be reported.
Banyak orang yang mengalami kegagalan dalam hubungan cinta, tapi tidak banyak yang mengerti mengapa suatu hubungan percontaan, yang indah di awal, bisa berakhir.
Putusnya hubungan cinta bisa menjadi pengalaman yang sangat pahit dan sering kali kompleks. Banyak hubungan yang awalnya tampak harmonis dan penuh harapan bisa berakhir dalam kekecewaan. Penyebab putusnya hubungan cinta bisa sangat bervariasi, melibatkan faktor-faktor emosional, praktis, dan komunikRead more
Putusnya hubungan cinta bisa menjadi pengalaman yang sangat pahit dan sering kali kompleks. Banyak hubungan yang awalnya tampak harmonis dan penuh harapan bisa berakhir dalam kekecewaan. Penyebab putusnya hubungan cinta bisa sangat bervariasi, melibatkan faktor-faktor emosional, praktis, dan komunikatif. Dalam menjelaskan apa yang menyebabkan putusnya suatu hubungan, kita bisa memahami lebih dalam bagaimana dinamika hubungan bisa berubah dari waktu ke waktu.
1. Kurangnya Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat. Kurangnya komunikasi terbuka dan jujur bisa mengarah pada salah paham dan konflik yang tidak terselesaikan, yang lama-kelamaan dapat merusak hubungan. Menurut John Gottman, seorang psikolog yang terkenal dengan penelitiannya tentang stabilitas pernikahan dan hubungan interpersonal, pasangan yang tidak berhasil mengembangkan metode komunikasi yang efektif cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk putus.
2. Ketidakcocokan Jangka Panjang
Banyak hubungan dimulai dengan dasar ketertarikan fisik atau gairah, tetapi ketidakcocokan dalam hal nilai, kepercayaan, dan tujuan hidup bisa menjadi jelas seiring waktu. Ketika fase awal kegembiraan mereda, perbedaan mendasar ini bisa menjadi lebih sulit untuk diabaikan. Menurut Dr. Neil Clark Warren, pendiri eHarmony, ketidakcocokan dalam hal fundamental seperti nilai-nilai kehidupan, kecerdasan, dan ambisi adalah alasan umum mengapa hubungan tidak bertahan.
3. Perubahan Perseorangan
Orang berubah sepanjang waktu, baik dalam hal kepribadian, tujuan, atau kebutuhan mereka. Perubahan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk pertumbuhan pribadi, pengalaman, atau krisis. Dalam banyak kasus, perubahan ini bisa menyebabkan dua orang tumbuh terpisah jika mereka tidak tumbuh bersama. Menurut Dr. Gail Saltz, seorang psikiater dan penulis, perubahan yang signifikan dalam prioritas atau karakter seseorang sering kali menjadi penyebab utama hubungan yang gagal.
4. Kehilangan Kepercayaan
Kepercayaan adalah dasar yang penting dalam semua hubungan. Kehilangan kepercayaan, baik itu melalui pengkhianatan, ketidakjujuran, atau konsistensi tindakan yang merusak, sering kali sulit untuk diperbaiki. Masalah seperti perselingkuhan adalah pemicu umum untuk putusnya hubungan, tetapi kepercayaan juga bisa terkikis oleh kebohongan yang lebih kecil atau pengabaian berulang terhadap komitmen.
5. Ketergantungan Emosional atau Kebutuhan yang Berlebihan
Ketergantungan yang berlebihan pada pasangan untuk kebahagiaan pribadi bisa memberikan tekanan besar pada hubungan. Kebutuhan yang terlalu tinggi untuk validasi atau perhatian dari satu pihak bisa menyebabkan yang lainnya merasa terbebani dan mungkin ingin menarik diri. Sebuah hubungan yang sehat membutuhkan keseimbangan antara keterikatan dan kemandirian.
6. Konflik dan Tidak Adanya Resolusi Konflik
Konflik adalah normal dalam setiap hubungan, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, konflik bisa merusak hubungan dari waktu ke waktu. Menurut Dr. John Gottman, ada empat perilaku—yang disebut sebagai “The Four Horsemen”: kritik, penghinaan, sikap defensif, dan stonewalling—yang merupakan prediktor terbesar terhadap perceraian atau putusnya hubungan.
7. Perbedaan Ekspektasi
Ekspektasi yang tidak sejalan mengenai hubungan, seks, peran keluarga, dan masa depan bisa menciptakan gesekan. Perbedaan ekspektasi ini sering kali ber
akar pada komunikasi yang kurang efektif dan pemahaman yang berbeda tentang apa yang diinginkan masing-masing pihak dari hubungan tersebut. Menurut Dr. Sue Johnson, pencipta Emotionally Focused Therapy (EFT) dan penulis “Hold Me Tight”, ekspektasi yang tidak terpenuhi sering kali mengarah pada pola interaksi negatif yang bisa memperburuk konflik dan meningkatkan jarak emosional antar pasangan.
8. Faktor Eksternal dan Stresor
Stresor eksternal seperti masalah keuangan, tekanan pekerjaan, atau masalah keluarga dapat menimbulkan tekanan besar pada hubungan. Ketika individu berjuang untuk mengelola stresor ini, mereka mungkin memiliki sumber daya emosional yang lebih sedikit untuk berinvestasi dalam hubungan mereka. Menurut penelitian oleh Holmes dan Rahe, yang mengembangkan “Social Readjustment Rating Scale” (SRRS) untuk mengukur stres, peristiwa hidup yang signifikan bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan dan kegagalan hubungan.
9. Kebosanan atau Kehilangan Keterlibatan
Dalam jangka panjang, beberapa pasangan mungkin merasa bahwa mereka telah kehilangan minat atau keterlibatan dalam hubungan tersebut. Ini bisa disebabkan oleh rutinitas yang monoton, kurangnya kegiatan bersama yang memperkaya, atau perasaan bahwa mereka tidak lagi tumbuh bersama. Buku oleh Esther Perel, “Mating in Captivity”, mengeksplorasi bagaimana keintiman emosional bisa kadang-kadang mengurangi hasrat seksual dan bagaimana pasangan bisa bekerja untuk memelihara kedua aspek tersebut dalam hubungan.
10. Masalah Komitmen dan Ketidakpastian Masa Depan
Masalah dalam membuat atau mempertahankan komitmen bisa juga menjadi penyebab putusnya hubungan. Ketidakpastian tentang masa depan, baik yang berhubungan dengan hubungan itu sendiri atau kehidupan pribadi individu, bisa menimbulkan ketidakstabilan dan rasa tidak aman. Ketidakjelasan tentang status hubungan sering kali mengarah pada ketegangan dan konflik yang berkepanjangan.
11. Perbedaan dalam Prioritas dan Aspirasi
Pasangan yang memiliki perbedaan dalam prioritas dan aspirasi hidup mereka mungkin menemukan bahwa jalur hidup mereka tidak lagi sejalan. Misalnya, perbedaan keinginan tentang memiliki anak, keputusan karir, atau tempat tinggal bisa menjadi isu yang sangat mendasar dan sulit untuk direkonsiliasi. Membahas dan menyesuaikan ekspektasi dan rencana untuk masa depan adalah krusial dalam menjaga agar hubungan tetap kuat.
Putusnya hubungan cinta sering kali adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor. Memahami penyebab umum di balik ketidakharmonisan bisa membantu individu dan pasangan dalam mengenali tanda-tanda peringatan dini dan mengambil tindakan preventif untuk memperbaiki hubungan sebelum terlambat. Komunikasi yang terbuka, jujur, dan empatik adalah kunci dalam mengatasi banyak tantangan hubungan. Selain itu, mendapat dukungan dari konseling atau terapi pasangan bisa sangat membantu dalam mengatasi masalah yang lebih kompleks, memperkuat hubungan, dan membangun masa depan bersama yang lebih bahagia dan stabil.
See less